Tim ilmuwan internasional telah mengumumkan bahwa mereka telah mengembangkan metode produksi hidrogen yang inovatif yang sepenuhnya menghilangkan emisi karbon langsung dari sumbernya. Ini merupakan terobosan besar dalam upaya global untuk mengurangi emisi karbon.
Bioetanol yang kaya hidrogen yang diperoleh secara berkelanjutan dari limbah pertanian digunakan dalam proses inovatif ini, yang dipublikasikan dalam jurnal Science. Reaksi bioetanol dengan air terjadi pada suhu yang relatif rendah, yaitu hanya 270°C.
Metode produksi hidrogen konvensional membutuhkan suhu antara 400°C dan 600°C, tetapi metode baru ini lebih hemat energi dan mengurangi jejak karbon secara signifikan.
Pengembangan katalis bimetalik baru sangat penting untuk keberhasilan ini. Katalis ini memiliki kemampuan khusus untuk mengubah reaksi kimia sehingga dapat dihasilkan hidrogen tanpa melepaskan karbon dioksida sebagai produk sampingan.
Proses ini justru menghasilkan asam asetat, sebuah cairan organik yang sangat bermanfaat yang digunakan dalam banyak industri, seperti pengawetan makanan, produk pembersih rumah tangga, manufaktur, dan obat-obatan.
Proses ini berpotensi menguntungkan secara ekonomi dan ramah lingkungan karena tingginya permintaan tahunan untuk asam asetat di seluruh dunia, yang melebihi 15 juta ton.
Penemuan ini dibuat oleh para peneliti dari Universitas Peking dan Universitas Cardiff. Para peneliti menekankan bahwa penelitian mereka merupakan kemajuan besar dalam upaya untuk mengakhiri ketergantungan industri kimia pada bahan bakar fosil.
Penelitian ini membuka jalan bagi industri kimia yang lebih berkelanjutan dengan mengganti bahan baku fosil konvensional yang digunakan untuk membuat bahan kimia dengan sumber karbon alternatif seperti bioetanol yang diperoleh dari limbah pertanian.
Hasil ini menandai pergeseran paradigma dalam produksi hidrogen netral karbon; mereka juga membangun model ekonomi sirkular yang inventif yang memungkinkan produksi hidrogen dan bahan kimia berharga lainnya secara bersamaan dari biomassa.
Menurut Graham Hutchings, profesor kimia Regius di Universitas Cardiff dan penulis penelitian ini, “Menemukan cara berkelanjutan untuk menciptakan produk yang kita butuhkan sehari-hari, sambil memenuhi ambisi nol bersih untuk masa depan, adalah tantangan utama yang dihadapi oleh industri kimia.”
Menurut data dari Badan Energi Internasional (IEA), bahan bakar fosil saat ini menyumbang sekitar 96% produksi hidrogen dunia. Proses ini menghasilkan 9–12 ton CO2 per ton hidrogen yang dihasilkan.
Terobosan yang dicapai oleh kelompok peneliti internasional ini didasarkan pada lebih dari sepuluh tahun penelitian intensif yang dilakukan bersama tentang katalis logam-karbida untuk produksi hidrogen; ini menunjukkan komitmen jangka panjang mereka terhadap inovasi di bidang ini.
dibuat dengan sukses tanpa menghasilkan emisi karbon dioksida.
Menurut Tech Xplore, “Teknologi katalitik inovatif ini memiliki potensi besar untuk memajukan ekonomi hidrogen hijau dan mendukung pencapaian tujuan netralitas karbon global.”
Profesor Hutchings, yang tahun lalu memimpin briefing kebijakan untuk Royal Society tentang penghapusan bahan bakar fosil di industri kimia, menyatakan, “Dengan menciptakan kedua bahan kimia secara bersamaan, inovasi ini dapat berfungsi sebagai alternatif rendah karbon yang sangat menjanjikan untuk berbagai industri, termasuk pembuatan serat asetat dan zat antara farmasi di masa depan.”
Leave a Reply