Sejak enam hari terakhir, sejumlah kecamatan di Kota Medan dan Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, mengalami krisis air. Longsor yang terjadi pada Rabu (27/11/2024) di Kecamatan Sibolangit, Sumatera Utara, disebabkan oleh kerusakan pipa Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtanadi. Menurut Ewin Putra, Plt Direktur Utama PDAM Tirtanadi, ada tujuh kecamatan yang terkena dampak longsor tersebut. Dia mengatakan kepada Kompas.com pada Senin (2/12/2024), “Pelayanan PDAM Tirtanadi yang berdampak terhadap gangguan keadaan longsor ini, pertama cabang Padang Bulan, yaitu di daerah Kecamatan Medan Johor sekitarnya, Medan Selayang, Medan Tuntungan, dan juga Kecamatan Pancur Batu.”
Selanjutnya, dia menyatakan kepada PDAM Cabang Delitua, Deli Serdang, lokasi yang terkena dampak pemadaman air di Kecamatan Namorambe.
PDAM Cabang Medan Kota juga mengalami dampak air mati di wilayah Kecamatan Medan Polonia, Kecamatan Medan Baru, dan Kota Medan.
Dia menyatakan bahwa layanan yang kami berikan di daerah-daerah tersebut masih belum optimal. Ewin mengatakan bahwa perbaikan pipa di Sibolangit masih berlangsung. Setelah longsor, diperkirakan saluran air PDAM akan kembali normal dalam dua atau tiga minggu ke depan.
“Kami berupaya keras untuk melakukan perbaikan, namun sampai saat ini intensitas hujan masih cukup tinggi, kemudian medan yang kami alami juga sangat ekstrem, dan juga potensi untuk terjadinya longsor susulan,” kata Ewin.
Selanjutnya, Ewin menyatakan bahwa mereka juga menyediakan lima belas bus tangki pengangkut air untuk membantu pelanggan yang mengalami kekurangan air. Karena krisis air ini, Ida (32), warga Desa Delitua, Kecamatan Namorambe, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, harus membeli air isi ulang dengan galon. Ida membutuhkan sekitar 20 galon air isi ulang setiap hari untuk memenuhi kebutuhannya. Dia mengatakan kepada Kompas.com, “Kami mandi pakai galon isi ulang, di sini harganya Rp 4.000 per galon. Dalam sehari bisa beli 20 galon untuk bersih-bersih rumah.” Wanita berusia 27 tahun bernama Febriana juga mengatakan hal yang sama. Dia tinggal di Kelurahan Pangkalan Mansyur, Kecamatan Medan Johor, Kota Medan.
Dia dan pasangannya membeli sepuluh galon air mineral setiap hari. “Itu pun kami harus mengantri karena pegawai air isi ulang tidak lagi mau mengantar karena ramainya pembeli,” katanya. Menurut Dirlantas Polda Sumut Kombes Pol Muji Ediyanto, longsor di Jalur Medan-Berastagi terjadi karena hujan yang sangat deras di sekitar lokasi. Dalam insiden tersebut, sepuluh orang tewas.
Leave a Reply