Pada Zaman Es Berikutnya, Manusia Diharapkan Membuat Bumi Alami
March 20, 2025Sebagian besar orang percaya bahwa perubahan ini disebabkan oleh gerakan orbit planet kita. Bumi pernah mengalami periode glasial selama jutaan tahun, yang diikuti oleh periode yang lebih hangat.
Menurut detikInet, para ilmuwan telah merekonstruksi periode glasial secara mandiri selama jutaan tahun terakhir dan bahkan membuat beberapa ramalan tentang masa depan.
Sejak lima puluh tahun yang lalu, ada gagasan bahwa ada hubungan antara orbit Bumi mengelilingi Matahari dan variasi suhu global. Namun, parameter orbital yang bertanggung jawab masih belum diketahui. Mungkin karena perubahan kecil pada orbit (eksentrisitas), kemiringan planet dibandingkan orbit (oblikualitas), dan perubahan arah sumbu rotasi Bumi (presesi). Bagaimana hal-hal tersebut berhubungan masih belum jelas.
Bagaimana hal itu terjadi, dijelaskan dalam penelitian yang diterbitkan dalam jurnal ilmiah Science. Selama 41 ribu tahun, variabilitas musim disebabkan oleh kualitas, yang berdampak pada jumlah energi total yang dihasilkan di garis lintang yang lebih tinggi selama musim panas. Selama 21 ribu tahun, presisi mengubah puncak intensitas musim panas di garis lintang menengah hingga tinggi.
Meskipun kedua parameter dan interaksinya sangat signifikan, perubahan akibat presesi berdampak lebih besar pada awal periode pencairan. Sementara itu, perubahan oblikualitas berdampak pada puncak periode interglasial, waktu antara dua zaman es, dan awal zaman es baru.
“Kami menemukan pola yang dapat diprediksi selama jutaan tahun terakhir untuk waktu perubahan iklim Bumi antara ‘zaman es’ glasial dan periode hangat sedang seperti saat ini, yang disebut interglasial,” kata rekan penulis Lorraine Lisiecki, profesor dari University of California Santa Barbara, dalam sebuah pernyataan yang dikutip dari IFL Science.
Penulis utama Stephen Barker dari University of Cardiff menyatakan, “Kami terkejut menemukan jejak yang jelas dari berbagai parameter orbital pada catatan iklim. Sulit untuk percaya bahwa pola tersebut belum pernah terlihat sebelumnya.”