Sekarang karang alami dapat ditemukan di karang buatan PT Timah di Rambak.
March 20, 2025Manajemen PT Timah Tbk mengumumkan bahwa berbagai biota laut yang tinggal di sekitar tambang akan menikmati terumbu karang alami setelah penenggelaman 240 terumbu buatan pada tahun 2022 di perairan Rambak Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Di Pangkalpinang, Selasa, Departemen Head Corporate Communication PT Timah Tbk Anggi Siahaan mengatakan, “Alhamdulillah, ratusan terumbu karang buatan yang ditenggelamkan PT Timah sudah menjadi terumbu karang alami dan menjadi habitat baru bagi berbagai biota laut.”
Sejak 2016, PT Timah Tbk telah menenggelamkan ribuan karang buatan di perairan Bangka sebagai bagian dari reklamasi laut dan pemulihan ekosistem laut.
Katnaya berhasil menenggelam perairan buatan di beberapa tempat, termasuk perairan Rambak. Itu juga berhasil menenggelam di beberapa tempat lain, seperti perairan Rebo dan Penyusuk, Kabupaten Bangka; Pulau Panjang dan Pulau Pelepas, Kabupaten Bangka Tengah; Tanjung Kubu, Kabupaten Bangka Selatan; dan Tanjung Ular dan Malang Gantang, Kabupaten Bangka Barat.
Menurut data yang dikumpulkan pada Sabtu (15/3) oleh Yayasan Sayang Babel Kite dan dosen Ilmu Kelautan Universitas Bangka Belitung, terumbu karang buatan ini berhasil menjadi terumbu karang alami.
“Keberhasilan ini tentunya menjadi indikator keberhasilan dalam membangun ekosistem bawah laut yang sehat dan memberikan dampak bagi biota laut di daerah operasional perusahaan,” katanya.
Menurut Indra Ambalika, Dosen Ilmu Kelautan Universitas Bangka Belitung, banyak ikan datang ke artificial reef yang ditenggelamkan karena karang alami menempel di sana.
Dia berkata, “Ini artinya terumbu karang buatan sudah menjadi terumbu karang alami. Yang menyenangkan, ikan karang indikator juga ada di kawasan itu, bukan hanya ikan target yang memiliki nilai ekonomis tinggi.”
Ia menunjukkan beberapa jenis ikan indikator yang ada di perairan ini, seperti famili Chaetodontidae, Pomacentridae, dan Apogonidae, serta ikan target, seperti seminyak, kakap merah, kerapu, tompel, dan sisik tembaga.
Dia menyatakan, “Penenggelaman artificial reef ini terbilang berhasil karena jika dilihat dari indeks keanekaragaman hayati, sudah lebih dari 30 jenis ikan hidup di sekitarnya.”
Dia memuji PT Timah Tbk karena menjaga ekosistem laut dengan baik dengan melakukan penenggelaman karang buatan secara teratur.
“Biasanya, setelah ditenggelamkan, akan ada pengawasan dan perawatan media selama tiga tahun. Monitoring ini memungkinkan kita untuk melihat jenis ikan dan penempelan alami. Di sisi lain, perawatan seperti memperbaiki posisi karang buatan, membersihkan sampah yang tersangkut seperti jaring atau sampah kantong plastik adalah hal yang sama. Menurutnya, ini adalah upaya yang berkelanjutan yang akan memberi manfaat kepada nelayan.
Ia juga menambahkan bahwa nelayan dapat lebih mudah menangkap ikan karena lokasi penenggelaman artificial reef sudah diberikan kepada mereka.
Menurutnya, PT Timah Tbk bekerja sama dengan kelompok nelayan dalam melaksanakan penenggelaman karang buatan, dan koordinat penenggelaman juga dibagikan, sehingga nelayan sebetulnya bisa memanfaatkan ini agar mereka mudah menemukan lokasi penangkapan ikan.